Bioremediasi merupakan suatu proses yang menggunakan mikroorganisme untuk menghilangkan atau mengurangi kontaminan dari lingkungan. Hal ini khususnya tanah dan air. Di Indonesia, proses ini menjadi penting dalam konteks sektor pertambangan, di mana aktivitas penambangan sering kali menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, memahami peraturan dan kebijakan yang mengatur bioremediasi sangat penting untuk memastikan bahwa praktik ini berjalan dengan cara yang aman dan efektif.

Peraturan Terkait Bioremediasi di Indonesia

Berikut ini peraturan yang terkait:

  • Undang-Undang Lingkungan Hidup

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjadi dasar hukum bagi pengelolaan lingkungan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk mengelola limbah, termasuk penggunaan teknologi bioremediasi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi pencemaran.

  • Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mengatur tata cara pengelolaan limbah B3, termasuk langkah-langkah bioremediasi. Dalam peraturan ini, diatur bahwa perusahaan yang menghasilkan limbah B3 harus memiliki rencana pengelolaan yang mencakup metode bioremediasi jika diperlukan.

  • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.26/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017 mengatur tentang pedoman bioremediasi. Peraturan ini memberikan panduan teknis bagi pelaksanaan bioremediasi, termasuk kriteria mikroorganisme yang dapat digunakan, serta metode dan prosedur pelaksanaan.

Kebijakan Pemerintah Terkait Bioremediasi

Berikut ini kebijakannya:

  • Rencana Aksi Nasional

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional untuk Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun yang mencakup penggunaan metode ini sebagai salah satu solusi untuk mengatasi pencemaran. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya pengelolaan limbah dengan baik.

  • Program Insentif

Dalam rangka mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan, pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan metode ini. Insentif ini bisa berupa keringanan pajak, dukungan dana, atau pelatihan bagi tenaga kerja terkait.

Tantangan dalam Pelaksanaan Bioremediasi

Berikut ini penjelasan tantangannya: 

  • Keterbatasan Sumber Daya

Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan bioremediasi adalah keterbatasan sumber daya, baik dari segi keuangan maupun teknologi. Banyak perusahaan, terutama yang kecil dan menengah, mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan metode ini secara efektif karena biaya yang tinggi.

  • Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran

Kurangnya pengetahuan tentang metode ini di kalangan pelaku industri dan masyarakat juga menjadi kendala. Banyak perusahaan yang belum memahami manfaat dan prosedurnya sehingga mereka cenderung mengabaikan metode ini.

  • Regulasi yang Kompleks

Proses perizinan yang panjang dan regulasi yang kompleks sering kali menjadi penghalang bagi perusahaan untuk mengadopsi teknologi bioremediasi. Keterlambatan dalam mendapatkan izin dapat memperlambat upaya pemulihan lingkungan.

Baca Lainnya: Bioremediasi dalam Pengolahan Limbah Tambang: Metode dan Manfaatnya

Rekomendasi untuk Peningkatan Praktik Bioremediasi

Berikut ini adalah penjelasannya :

  • Pendidikan dan Pelatihan

Pemerintah dan lembaga terkait perlu meningkatkan program pendidikan dan pelatihan tentang metode ini bagi pelaku industri dan masyarakat. Pengetahuan yang baik tentang manfaat dan teknik metode ini dapat meningkatkan penerimaan teknologi ini.

  • Penyederhanaan Regulasi

Penyederhanaan proses perizinan dan regulasi terkait metode ini sangat penting untuk mendorong perusahaan menerapkan praktik ini. Pemerintah harus menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi dalam teknologi ramah lingkungan.

  • Kerja Sama Antarlembaga

Kerja sama antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian harus ditingkatkan untuk mengembangkan teknologi bioremediasi yang lebih efektif dan efisien. Kolaborasi ini juga dapat membantu dalam melakukan penelitian dan pengembangan terkait metode ini.

Kesimpulan

Bioremediasi merupakan salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi pencemaran lingkungan akibat aktivitas pertambangan di Indonesia. Namun, tantangan dalam pelaksanaan metode ini, seperti keterbatasan sumber daya dan kurangnya pengetahuan, perlu diatasi dengan langkah-langkah yang tepat. Dengan adanya peraturan dan kebijakan yang mendukung, serta peningkatan kesadaran dan pengetahuan di kalangan pelaku industri, diharapkan praktik pengembangan metode ini dapat diimplementasikan secara lebih luas dan efektif di Indonesia. 

Ingin tahu lebih banyak tentang bioremediasi? Baca artikel lengkap kami dan ketahui bagaimana teknik ini dapat membantu industri pertambangan!

HUBUNGI KAMI :

Hotline : +6221 86908595/ 96

Whatsapp : +6281802265000

Email: info@indonesialegalnetwork.co.id