Kapal Tanker penting dalam industri maritim global untuk mengangkut kargo cair, seperti minyak mentah, gas alam cair, dan bahan kimia. Operasi kapal ini, yang melibatkan bahan-bahan berisiko tinggi, menghadirkan berbagai tantangan keselamatan dan lingkungan. Regulasi keselamatan internasional dan nasional telah berguna untuk meminimalkan risiko-risiko ini dan melindungi semua pihak yang terlibat. Maka dari itu, artikel ini menguraikan regulasi utama yang mengatur keselamatan bagi kapal tanker, implementasi di lapangan, serta tantangan yang sering muncul dalam memastikan kepatuhan dan pengawasan efektif.

1. Regulasi Keselamatan Internasional: SOLAS dan MARPOL

Konvensi Internasional untuk Keselamatan Kehidupan di Laut (SOLAS) dan Konvensi Internasional untuk Pencegahan Pencemaran dari Kapal (MARPOL) adalah dua pilar utama yang mengatur keselamatan kapal tanker di tingkat internasional.

Konvensi SOLAS

Organisasi Maritim Internasional (IMO) membentuk Konvensi SOLAS untuk mengatur persyaratan keselamatan bagi berbagai jenis kapal, termasuk kapal tanker. SOLAS mensyaratkan pemenuhan standar desain dan konstruksi kapal, sistem pemadam kebakaran, dan peralatan navigasi. Salah satu aspek penting dalam SOLAS adalah penerapan International Safety Management (ISM) Code, yang mengharuskan operator kapal untuk memiliki sistem manajemen keselamatan terstruktur, termasuk prosedur darurat yang disiapkan secara matang.

Konvensi MARPOL

Selain SOLAS, Konvensi MARPOL juga memainkan peran penting dalam regulasi kapal tanker, khususnya untuk mengontrol dan mencegah pencemaran laut oleh kargo berbahaya. MARPOL mengatur pencegahan pencemaran dari minyak, bahan kimia beracun, dan bahan pencemar lainnya yang mungkin dibawa kapal tanker. Annex I dan II dari MARPOL, khususnya, menekankan persyaratan teknis untuk mencegah tumpahan minyak dan polusi bahan kimia, seperti persyaratan desain double hull dan sistem pencegahan tumpahan. Dengan struktur ganda ini, risiko bocornya kargo cair berbahaya dapat dikurangi jika terjadi kecelakaan.

2. Standar Keselamatan Operasional: ISGOTT dan STCW

Selain SOLAS dan MARPOL, Standar Industri Panduan Operasional di Terminal dan Kapal Tanker Minyak (ISGOTT) serta Konvensi Standar Pelatihan, Sertifikasi, dan Dinas Jaga bagi Pelaut (STCW) adalah regulasi lainnya yang membantu meningkatkan keselamatan operasional kapal tanker.

  • ISGOTT

Industri minyak menerbitkan ISGOTT sebagai panduan utama untuk mengatur operasi keselamatan di kapal tanker dan terminal. Panduan ini berfokus pada langkah-langkah operasional yang harus diambil selama proses bongkar muat kargo berbahaya. ISGOTT menetapkan prosedur dan pedoman mengenai keselamatan lingkungan di pelabuhan, seperti kontrol gas dan pencegahan kebakaran.

  • STCW

Sementara itu, Konvensi STCW memastikan bahwa pelaut, termasuk awak kapal tanker, memiliki pelatihan dan sertifikasi yang sesuai untuk menjalankan tugas mereka. Konvensi ini menetapkan standar pelatihan awak kapal yang mencakup keterampilan keselamatan, operasi darurat, serta penanganan muatan berbahaya. Untuk kapal tanker, STCW mensyaratkan pelatihan khusus bagi awak kapal dalam menangani kargo yang mudah terbakar dan beracun, yang memastikan keselamatan operasi di atas kapal.

3. Implementasi dan Pengawasan Regulasi

Regulasi keselamatan internasional yang ketat harus diterapkan dan diawasi dengan baik oleh otoritas nasional setiap negara. Di Indonesia, misalnya, Kementerian Perhubungan mengawasi kepatuhan terhadap regulasi keselamatan bagi kapal tanker yang beroperasi di perairan nasional. Pengawasan ini dilakukan melalui pemeriksaan sertifikasi, inspeksi berkala, dan audit yang mencakup peralatan keselamatan dan prosedur operasional.

Sebagai langkah implementasi, perusahaan pelayaran juga diwajibkan melakukan pelatihan keselamatan yang intensif bagi awak kapal, serta pengujian peralatan keselamatan secara rutin. Kerja sama dengan badan klasifikasi internasional, seperti Lloyd’s Register dan Biro Klasifikasi Indonesia, juga diperlukan untuk memastikan kapal tanker memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.

4. Tantangan dalam Kepatuhan dan Penegakan Regulasi

Meski regulasi sudah ada, implementasi dan kepatuhan di lapangan tidak selalu berjalan mulus. Berikut beberapa tantangan utama yang sering muncul dalam penerapan regulasi keselamatan kapal tanker:

  • Kurangnya Sumber Daya Inspektorat

Banyak negara menghadapi kekurangan sumber daya untuk melakukan inspeksi secara menyeluruh terhadap kapal-kapal yang masuk ke wilayah perairan mereka, yang dapat berdampak pada rendahnya pengawasan kepatuhan.

  • Tekanan Ekonomi dan Operasional

Tekanan biaya operasional terkadang membuat perusahaan mengabaikan standar keselamatan tertentu. Dalam kondisi sulit, beberapa operator mungkin mencoba menghindari perbaikan atau upgrade untuk menghemat biaya.

  • Variasi Standar Regional

Perbedaan standar keselamatan antar negara dapat menimbulkan ketidakpastian bagi perusahaan pelayaran. Beberapa negara memiliki regulasi yang lebih longgar, yang berpotensi menjadi celah bagi kapal ini untuk menghindari pemenuhan standar keselamatan yang lebih tinggi.

  • Masalah Teknologi dan Keamanan Cyber

Dengan meningkatnya digitalisasi, kapal tanker modern semakin bergantung pada sistem elektronik. Namun, hal ini juga membuka peluang bagi ancaman siber yang dapat mengganggu operasi dan bahkan membahayakan keselamatan awak kapal.

Baca Lainnya: Prinsip GCG (Good Corporate Governance) dalam Pasar Modal

Inovasi Teknologi untuk Mendukung Keselamatan Kapal Tanker

Untuk mengatasi tantangan ini, inovasi teknologi terus berkembang dalam mendukung keselamatan kapal tanker. Sistem pemantauan elektronik, penggunaan drone untuk inspeksi kapal, dan teknologi otomatisasi telah diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan. Sebagai contoh, teknologi Inert Gas System (IGS) kini digunakan untuk mencegah kebakaran di dalam tangki kargo dengan mengatur komposisi gas di tangki menjadi inert atau tidak mudah terbakar.

Sementara itu, solusi teknologi lainnya seperti sistem pemantauan jarak jauh (remote monitoring) dapat membantu otoritas pelabuhan mengawasi kapal ini dengan lebih efisien tanpa harus melakukan pemeriksaan fisik secara berkala. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini adanya kerusakan pada peralatan keselamatan atau adanya kebocoran di tangki penyimpanan.

Kesimpulan

Kapal tanker menghadapi tantangan keselamatan yang kompleks, tetapi regulasi internasional dan nasional yang ketat membantu memastikan operasi yang lebih aman. Konvensi SOLAS dan MARPOL, bersama dengan panduan ISGOTT dan persyaratan STCW, memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengatur keselamatan kapal tanker. Meski demikian, kepatuhan yang efektif tetap memerlukan sumber daya yang memadai, kesadaran akan tanggung jawab, serta kemauan untuk berinovasi dalam teknologi keselamatan. Demikian pula, kapal ini dapat terus beroperasi di lingkungan yang aman dan memenuhi persyaratan keselamatan global.

Pastikan kapal Anda memenuhi standar keselamatan internasional! Pelajari lebih lanjut mengenai regulasi SOLAS dan MARPOL.

HUBUNGI KAMI :

Hotline : +6221 86908595/ 96

Whatsapp : +6281802265000

Email: info@indonesialegalnetwork.co.id