Antimonopoli adalah kebijakan atau peraturan yang bertujuan untuk mencegah praktik monopoli dan promosi persaingan yang sehat di pasar. Kasus antara Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat dan Google akan segera berakhir, dan semua orang sangat menantikannya. Kasus ini menuduh Google memonopoli pasar pencarian internet, menyingkirkan pesaing, dan merugikan konsumen. DOJ mengklaim bahwa Google terlibat dalam transaksi ilegal untuk mempertahankan dominasinya di pasar, sementara Google membantah tuduhan tersebut dengan alasan bahwa mereka memiliki mesin pencari terbaik yang dipilih oleh konsumen karena keunggulannya.
DEFINISI KASUS ANTIMONOPOLI
Kasus Antimonopoli antara Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat dan Google adalah sebuah proses hukum di mana pemerintah menuduh Google telah melakukan praktik monopoli yang melanggar hukum antimonopoli yang berlaku. DOJ menuduh Google menggunakan kekuatan pasarnya untuk menghambat persaingan di pasar pencarian internet dengan membuat kesepakatan eksklusif yang memaksa perangkat dan platform untuk menjadikan Google sebagai mesin pencari default. Praktik ini diduga merugikan konsumen dengan membatasi pilihan mereka dan mempertahankan dominasi Google secara tidak adil.
TUJUAN KASUS ANTIMONOPOLI
- Melindungi Persaingan: Tujuan utama dari kasus ini adalah untuk melindungi dan memulihkan persaingan yang sehat di pasar pencarian internet. DOJ ingin memastikan bahwa perusahaan-perusahaan lain memiliki kesempatan yang adil untuk bersaing dengan Google.
- Mencegah Praktik Monopoli: Kasus ini bertujuan untuk menghentikan praktik-praktik monopoli yang diduga dilakukan oleh Google. Salah satu praktik tersebut adalah pembayaran kepada perusahaan-perusahaan lain untuk menjadi mesin pencari default, yang dinilai menghambat kompetisi.
- Meningkatkan Pilihan Konsumen: Dengan menantang dominasi Google, DOJ berharap dapat meningkatkan pilihan yang tersedia bagi konsumen. Jika Google tidak lagi dapat membuat kesepakatan eksklusif, konsumen mungkin memiliki lebih banyak opsi mesin pencari yang bisa mereka pilih.
- Menegakkan Hukum Antimonopoli: Kasus ini juga berfungsi sebagai penegakan hukum antimonopoli di AS, menunjukkan bahwa perusahaan teknologi besar tidak kebal terhadap peraturan dan hukum yang bertujuan untuk menjaga persaingan yang adil di pasar.
- Menyusun Preseden untuk Masa Depan: Keputusan dalam kasus ini akan menjadi preseden penting bagi kasus-kasus antimonopoli di masa depan, terutama yang melibatkan perusahaan teknologi besar. Hal ini akan membantu dalam menavigasi tantangan hukum yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi dan pasar digital.
TUDUHAN DOJ TERHADAP GOOGLE
Stephanie Sy, dalam laporannya, mengungkapkan bahwa DOJ menuduh Google membuat kesepakatan ilegal dengan perusahaan besar seperti Apple. Kesepakatan ini mencakup pembayaran miliaran dolar agar Google menjadi mesin pencari default di berbagai perangkat, yang secara efektif menyingkirkan pesaing lain. DOJ menyebutkan bahwa praktik ini menghambat kompetisi dan merugikan konsumen dengan membatasi pilihan mereka.
Rebecca Allensworth, seorang profesor di Sekolah Hukum Vanderbilt, menjelaskan bahwa kesaksian dari pemerintah menyoroti kesulitan yang dialami Microsoft dalam mencoba memasuki pasar pencarian internet dengan Bing.Menurut Allensworth, kesepakatan eksklusif Google dengan Apple dan Android menghalangi Microsoft untuk bersaing secara efektif.
PEMBELAAN GOOGLE
Di sisi lain, Google berpendapat bahwa konsumen secara sukarela memilih produk unggulan mereka. Google berargumen bahwa kesuksesan mereka bukan hasil dari tindakan monopoli, melainkan karena kualitas mesin pencari mereka yang lebih baik daripada pesaingnya. Allensworth mencatat bahwa Google mengajukan argumen ini sebagai argumen terkuat selama persidangan.
KESAKSIAN DAN ARGUMEN PENUTUP
Selama persidangan, beberapa tokoh teknologi besar memberikan kesaksian, termasuk Satya Nadella dari Microsoft dan perwakilan dari perusahaan mesin pencari yang lebih kecil. Argumen penutup dari kedua belah pihak memberikan gambaran yang jelas tentang posisi masing-masing.
Hakim Amit Mehta, yang memimpin kasus ini, menunjukkan sikap skeptis terhadap klaim Google bahwa mereka bukanlah perusahaan monopoli. Menurut Allensworth, Mehta tampaknya setuju bahwa Google memiliki kekuatan monopoli, tetapi masih mempertimbangkan apakah Google telah menggunakan tindakan yang melanggar hukum untuk mempertahankan kekuatan tersebut. Mehta juga mempertanyakan alasan di balik pembayaran besar Google kepada Apple untuk menjadi mesin pencari default, jika memang status default tersebut tidak penting.
IMPLIKASI KASUS ANTIMONOPOLI
Kasus ini menjadi ujian besar bagi hukum antimonopoli AS dalam menghadapi tantangan baru yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi. Menurut Allensworth, meskipun hukum antimonopoli AS telah berkembang menjadi tidak bersahabat bagi penggugat, ada preseden dan kasus hukum yang dapat diterapkan pada sengketa ini. Namun, seperti semua kasus antimonopoli, untuk memenangkan kasus ini sangat sulit
Jika hakim memutuskan menentang Google, keputusan tersebut bisa mengarah pada perubahan besar dalam cara Google beroperasi, termasuk kemungkinan pelarangan status default mereka di perangkat. Hal ini dapat membuka peluang bagi pesaing untuk masuk ke pasar dan meningkatkan persaingan. Namun, jika hakim memutuskan mendukung Google, status quo mungkin akan tetap bertahan.
Rebecca Allensworth menyimpulkan bahwa hasil dari kasus ini bisa sangat berpengaruh, tergantung pada keputusan hakim. Meskipun keputusan mungkin memakan waktu berbulan-bulan, dampaknya akan terasa dalam jangka panjang bagi industri teknologi dan pasar pencarian internet.
Beberapa pihak menganggap kasus ini sebagai kasus antimonopoli terbesar di AS dalam 25 tahun terakhir dan akan menjadi penentu penting dalam penegakan hukum antimonopoli di era teknologi modern.
Baca Lainnya: Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Tunda Sidang Google LLC terkait Dugaan Pelanggaran Persaingan Usaha
KESIMPULAN
Sidang Antimonopoli antara Departemen Kehakiman AS dan Google segera berakhir. DOJ menuduh Google memonopoli pasar pencarian internet melalui kesepakatan ilegal dengan Apple, sementara Google mengklaim konsumen memilih mereka karena kualitas. Hakim Amit Mehta skeptis terhadap klaim Google dan mempertanyakan pembayaran besar kepada Apple. Keputusan kasus ini, yang dapat memakan waktu berbulan-bulan, akan menjadi penentu penting dalam penegakan hukum antimonopoli di era teknologi modern.
HUBUNGI KAMI :
Hotline : +6221 86908595/ 96
Whatsapp : +6281802265000
Email: info@indonesialegalnetwork.co.id
Email: indonesialegalnetwork@gmail.com
–
Sumber: